Jumat, 09 April 2010

Sejarah Gitar Akustik dan Elektrik



Gitar adalah suatu alat musik tradisional Spanyol sehingga dipercaya bahwa alat musik petik ini berasal dari spanyol. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa sejarah gitar dimulai jauh sebelum Masehi yaitu pada jaman Babilonia. Pada awalnya alat musik ini bentuknya kecil dan memiliki empat dawai yang masing – masing berpasangan.
Selama jaman Renaissance, alat musik gitar tidak populer dan tidak diminati masyarakat. Namun setelah Alonso Mudarra mulai memperkenalkan alat musik ini melalui karya-karyanya maka dengan segera orang-orang mulai tertarik untuk mendengarkan dan memainkan gitar. Dan pada saat itu gitar mulai populer dikalangan masyarakat.

Pada abad 17 atau periode Baroque dawai (string) gitar ditambahkan menjadi lima yang masing-masing berpasangan, ini memungkinkan para pemain memainkan musik yang lebih kompleks dan luas.

Quote:
Pada akhir abad 17 dua perubahan penting dibuat pada alat musik ini yaitu:

1. Sebelumnya tiap-tiap dawai berpasangan (ganda) maka sekarang digantikan oleh senar tunggal.
2. Sebelumnya memiliki lima senar maka sekarang ditambahkan menjadi 6 senar tunggal yang dipakai hingga hari ini.
Periode klasik sekitar tahun 1750-1775 banyak melahirkan komposer-komposer gitar terkenal diantaranya Fernando Sor, Mauro Giuliani, Matteo Carcassi, D. Aguado dan Fernando Carulli. Mereka menulis musik dan sering mengadakan konser-konser gitar di berbagai tempat. Pada saat itu alat musik gitar sangat populer dan diminati banyak orang.
Selain itu ada juga Nicolo Paganini yang selain pemain biola terkenal juga pemain gitar yang karya-karyanya masih sering didengar sampai sekarang.
Pada akhir abad 19 instrumen gitar mengalami penurunan dan banyak orang tidak mengenal alat musik ini, tapi kemudian di populerkan kembali oleh Francisco Tarrega yang adalah komposer besar gitar klasik. Banyak karya-karya musiknya menjadi sangat terkenal antara lain: Recuerdos de la Alhambra, Estudio Brillante, Capricho Arabe dan masih banyak lagi.

Ia juga banyak menulis dan menyusun suatu metode/sistem untuk pengajaran gitar dan metode pengajarannya ini menjadi standar pengajaran pada pelajaran gitar klasik sampai sekarang. Ia juga banyak mengajar dan tidak sedikit dari muridnya yang menjadi komposer besar seperti dirinya diantaranya adalah Miguel Liobet.
Di samping komposer-komposer gitar ada juga seorang desainer gitar yang berjasa dalam perkembangan alat musik ini yaitu Luthier Antonio Torres. Ia mencoba menambah ukuran gitar dan mencoba meningkatkan bunyi gitar agar lebih keras dan selaras.

Ia banyak menyempurnakan bentuk gitar, dia membuat leher gitar lebih lebar dan lebih tipis dari pada bentuk gitar sebelumnya. Ia juga membuat standar dawai gitar dengan ukuran panjang 65 cm yang sampai sekarang masih di pakai. Dari hasil eksperimennya ini maka gitar yang dibuatnya ini merupakan standar gitar modern yang dipakai sampai sekarang. Selain Torres, sebelumnya juga ada seorang yang bernama stradivarius yang selain terkenal membuat biola juga mahir membuat gitar.
Pada tahun 1946 dawai/senar gitar yang sebelumnya terbuat dari Gut (tali yang terbuat dari usus binatang) digantikan dengan dawai yang terbuat dari nylon (string nylon). Dengan memakai string nylon maka suara yang dihasilkan lebih besar dan lebih bagus.

Alat musik gitar terus berkembang sampai sekarang dan sudah menjadi instrumen dunia. Jumlah para pemain, pengajar, komposer, dan pembuat gitar saat ini sangat banyak, sekolah-sekolah dan tempat kursus gitar juga mudah ditemui disetiap tempat bahkan sekarang juga terdapat majalah-majalah yang khusus membahas tentang gitar. Karena perkembangan ilmu dan teknologi begitu pesat, instrumen gitar juga terkena imbasnya dan sekarang kita telah mengenal yang namanya Gitar Listrik (Electric Guitar).

Sejarah Gitar Listrik
Sejarah gitar listrik bermula pada tahun 1930, ketika seorang yang bernama George Beauchamp mulai mencari cara untuk menambah volume gitar. Diketahui jika suatu kawat di beri gaya medan magnet maka dapat menciptakan arus listrik. Atas dasar pemikiran ini Ia meneliti dan mengadakan suatu percobaan dengan jarum Gramopon (pada dasarnya teknologi ini bisa didapati pada motor-motor listrik, generator, jarum gramopon, radio dan mic). Ia percaya bahwa jika dawai gitar digetarkan dekat medan magnet akan bisa diubah menjadi arus-arus listrik dan kemudian dikonversi kembali menjadi gelombang suara melalui speaker.
Setelah percobaan berbulan-bulan dan bekerja sama dengan Paul Barth maka terciptalah pickup pertama yang sederhana terdiri dari 6 kutub dan tiap-tiap kutub untuk masing-masing dawai. Pickup berisi kumparan yang digulung rapi. Menurut ceritanya, Ia mengambil kumparan itu dari mesin cuci dan melilitnya kembali dengan motor mesin jahit. Penemuannya ini sangat dihargai dan mendapatkan hak paten.

Dengan penemuannya ini maka langkah selanjutnya Ia mencari orang yang mau bekerja sama dan membantunya dalam soal dana. Ia menghubungi Adolph Rickenbacher temannya dulu di National String Instrument Company tempatnya bekerja. Mereka bekerja sama dan membentuk sebuah perusahaan dengan nama Instrumens Rickenbachers. Akhirnya Mereka mulai memproduksi gitar listrik pertama yang disebut “The Frying Pan” (mungkin karena badan gitarnya terbuat dari panci). Ini yang membuat perusahaan mereka tertulis dalam sejarah sebagai pabrik yang pertama membuat dan memproduksi gitar listrik.

Selanjutnya seseorang yang bernama Lloyd Loar memperkenalkan gitar listrik yang modelnya berbentuk gitar Spanyol. Ia dianggap yang pertama kali membuat dan memasarkan gitar model ini. Ia telah banyak melakukan percobaan-percobaan ini mulai awal 1920 dan pada tahun 1933 mendirikan perusahaan dengan nama Vivi-Tone yang merupakan anak perusahaan dari Gibson Company.

Perusahaan ini memproduksi gitar listrik dengan bentuk gitar spanyol tapi dalam satu tahun perusahaan ini tidak berhasil. Dari kegagalan ini, akhirnya mengilhami Gibson Company untuk mencoba melanjutkan menciptakan gitar listrik. Dari usaha-usaha yang dilakukan maka terciptalah gitar listrik ES-150 yang nantinya menjadi perintis gitar-gitar listrik selanjutnya.

Sejarah gitar listrik berlanjut pada tahun 1933 pada saat Alvino Rey yang juga bekerja pada Gibson Company mengembangkan Pickup gitar listrik yang lebih baik selain kualitas suara bentuknya juga diubah.
Di balik Kesuksesan ES-150 masih didapati banyak kekurangan, karena badan gitar yang berongga maka getaran dari badan gitar juga ditangkap pickup sehingga ikut terdengar pada amplifier. Selain itu sering terjadi feedback dan suara-suara yang tak diinginkan. Karena itu seorang gitaris jazz terkenal Les Paul memperkenalkan solusi baru untuk membuat badan gitar padat dan tak berongga.

Pada akhirnya Ia sukses membuat gitar badan padat dan menghasilkan suara yang bagus tanpa feedback atau suara-suara yang tidak dikehendaki. Selain itu Ia menambahkan pickup pada badan gitarnya menjadi dua. Pada tahun 1946 Ia membawa gitarnya ini ke Gibson tetapi ditolak dengan alasan konsumen kurang tertarik dengan gitar badan padat. Ia merasa kecewa karena usaha yang ia rintis akhirnya gagal.

Tidak lama kemudian seorang yang bernama Leo Fender percaya bahwa gitar yang dibuat oleh Les paul dengan gitar badan padatnya akan banyak diminati oleh para konsumen. Akhirnya pada tahun 1943 ia membuat gitar badan padat yang terbuat dari kayu pohon Ek dan menyewakannya kepada para musisi agar mendapat banyak dukungan. Akhirnya pada tahun 1949 Leo Fender mendapatkan kesuksesannya dengan model gitar badan padatnya dan mendapatkan penghargaan.

Melihat kesuksesan Leo Fender dengan gitar badan padatnya maka Gibson Company Akhirnya kembali melihat contoh gitar Les Paul dan mendisainnya ulang. Pada tahun 1952 diputuskan untuk memproduksi gitar badan padat dan menjadi suatu standar industri. Walaupun inspirasinya datang dari Les Paul gitar Gibson yang sekarang kita kenal dinamai menurut nama perusahaannya.

Pada tahun 1961 Ted McCarty memperkenalkan ES-335 suatu gitar semi-hollow yaitu gabungan antara gitar berongga dan gitar badan padat. Dengan cepat gitar ini menjadi populer digunakan para gitaris-gitaris jazz diantaranya adalah BB King dan Chuck Berry.

Gibson dan Fender adalah perusahaan pembuat gitar yang telah berjasa mengembangkan instrumen ini khususnya gitar listrik dengan disain-disain yang futuristik. Keduanya sudah menjadi standar gitar bagi para musisi, seperti sekarang kita mengenal Gibson SG atau Fender Stratocaster.Setelah kedua perusahaan tersebut telah berhasil mengembangkan gitar listrik, maka mulailah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi gitar listrik sampai sekarang.

Minggu, 10 Januari 2010

Uji Morphosim (java)

import java.util.Random;
class Geometri
{
private String jenis;
public Geometri(String j)
{
jenis = new String(j);
}

public String toString()
{
return "Ini ialah bentuk geometri" +jenis;
}

public void hitungLuas()
{

}
}


class SegiEmpat extends Geometri
{
double panjang;
double lebar;

SegiEmpat(String j, double p, double l)
{
super(j);
panjang=p;
lebar=l;
}

SegiEmpat(String j, double p)
{
super(j);
panjang = lebar = p;
}

public void hitungluas()
{
double luas = panjang * lebar;
System.out.println("Luas = " +luas);
}
}

class SegiTiga extends Geometri
{
double tinggi;
double lebar;


SegiTiga(String j, double t, double l)
{
super (j);
tinggi = t;
lebar = l;
}

public void hitungLuas()
{
double luas = 0.5*tinggi*lebar;
System.out.println("Luas="+luas);
}
}

class Lingkaran extends Geometri
{
double jejari;

Lingkaran(String j, double jejari)
{
super(j);
this.jejari=jejari;
}

public void hitungLuas()
{
double luas = 3.14*jejari*jejari;
System.out.println("Luas="+luas);
}
}

public class UjiPolymorphism
{
public static void main (String [] mesej)
{
Geometri [] bentuk =
{
new SegiEmpat("Segi empat tepat",4.0,3.0),
new SegiEmpat("Segi empat sama",4.0),
new SegiTiga("Segi Tiga",5.0,4.0),
new Lingkaran("Lingkaran",5.0)
};
Geometri pilih;

Random r = new Random();
for (int i=0; i<=3; i++)
{
pilih = bentuk[r.nextInt(bentuk.length)];
System.out.println(pilih);
pilih.hitungLuas();
}
}
}

Hitung Luas (java)

Segi Empat
class SegiEmpat extends Geometri
{
double panjang;
double lebar;

SegiEmpat(String j, double p, double l)
{
super(j);
panjang=p;
lebar=l;
}

SegiEmpat(String j, double p)
{
super(j);
panjang = lebar = p;
}

public void hitungluas()
{
double luas = panjang * lebar;
System.out.println("Luas = " +luas);
}
}

Segi Tiga

class SegiTiga extends Geometri
{
double tinggi;
double lebar;


SegiTiga(String j, double t, double l)
{
super (j);
tinggi = t;
lebar = l;
}

public void hitungLuas()
{
double luas = 0.5*tinggi*lebar;
System.out.println("Luas="+luas);
}
}

Lingkaran

class Lingkaran extends Geometri
{
double jejari;

Lingkaran(String j, double jejari)
{
super(j);
this.jejari=jejari;
}

public void hitungLuas()
{
double luas = 3.14*jejari*jejari;
System.out.println("Luas="+luas);
}
}

Mahasiswa (java)

import java.util.Scanner;

class Mahasiswa
{
static Scanner dataku= new Scanner(System.in);

public static void main (String args[])
{


String nama;
String nim;
double nilaiAbsensi;
double nilaiTM;
double nilaiUTS;
double nilaiUAS;


System.out.print ("Nama: ");
nama = dataku.next();
System.out.print ("NIM: ");
nim = dataku.next();
System.out.print ("Nilai Absensi: ");
nilaiAbsensi = dataku.nextInt();;
System.out.print ("Nilai TM: ");
nilaiTM = dataku.nextInt();
System.out.print ("Nilai UTS: ");
nilaiUTS = dataku.nextInt();
System.out.print ("Nilai UAS: ");
nilaiUAS = dataku.nextInt();

double JumlahNilai =(10*nilaiAbsensi+15*nilaiTM+25*nilaiUTS+50*nilaiUAS)/100;
System.out.print ("Nilai Total= " +JumlahNilai);
}
}

Flow Layout (java)

public class FlowLayoutDemo
{
public static void main(String [] args)
{
Frame f = new Frame("FlowLayout Demo");
f.setLayout(new FlowLayout());
f.add(new Button("Red"));
f.add(new Button("Blue"));
f.add(new Button("White"));
List list = new List();
for(int i=0;i {
list.add(args[i]);
}
f.add(list);
f.add(new Checkbox("pic me", true));
f.add(new Label("Enter name here:"));
f.add(new TextField(20));
f.pack();
f.setVisible(true);
}
}

Grid Layout (java)

import java.awt.*;
import javax.swing.*;
public class GridLayoutDemo extends JFrame
{
private JButton [] buttons;
public GridLayoutDemo(String title)
{
super(title);
Container contentPane = this.getContentPane();
contentPane.setLayout(new GridLayout(2,3,10,15));
buttons=new JButton[6];
for(int i=0; i {
buttons[i] = new JButton("Click" + (i+1));
contentPane.add(buttons[i]);
}
}

public static void main(String [] args)
{
JFrame f= new GridLayoutDemo("GridLayoutDemo");
f.setSize(300,200);
f.setVisible(true);
}

}

Border Layout (java)

import java.awt.*;
public class BorderLayoutDemo extends Frame
{
private Button north,south,east,west,center;
public BorderLayoutDemo(String title)
{
super(title);
north=new Button("north");
south=new Button("south");
east=new Button("east");
west=new Button("west");
center=new Button("center");
this.add(north,BorderLayout.NORTH);
this.add(south,BorderLayout.SOUTH);
this.add(east,BorderLayout.EAST);
this.add(west,BorderLayout.WEST);
this.add(center,BorderLayout.CENTER);
}

public static void main(String [] args)
{
Frame f=new BorderLayoutDemo("BorderLayoutDemo");
f.pack();
f.setVisible(true);
}
}

Hitung Pedagang (java)

import java.util.*;
/*class pedagang

double hrgBeli;
double hrgJual;

void htgLaba()
{
double Laba(double hrgJual, double hrgBeli)
{
for(Laba = hrgJual > hrgBeli)
}
}
void htgRugi()
{
double Rugi(double hrgJual, double hrgBeli)
{
for(Laba = hrgJual < hrgBeli)
}

}
void htgKeuntungan()
{
double Keuntungan(double Laba, double Rugi)
{
Keuntungan = htgLaba() - htgRugi();
System.out.println("Besar Keuntungan=RP. "+)
}


class infoPedagang
{
static Scanner masukan = new Scanner(System.in);
public static void main(String args[])
{
pedagang dataku= new pedagang();
system.out.println("Masukan Harga Beli :RP. ");
dataku.hrgBeli = masukan.nextDouble();
System.out.println("Masukan harga Jual :Rp. ");
dataku.hrgJual = masukan.nextDouble();
}
}*/

class pedagang
{
static Scanner masukan = new Scanner(System.in);
public static void main(String args[])
{
double hrgBeli[] = new double[2];
double hrgJual[] = new double[2];
double Laba[] = new double[2];
double Rugi[] = new double[2];

int j=0;
int k=0;
double JLaba = 0;
double JRugi = 0;
for(int i=0; i<2; i++)
{
System.out.print("Harga Beli ke-" +i +"=");
hrgBeli[i] = masukan.nextDouble();
System.out.print("Harga Jual ke-" +i +"=");
hrgJual[i] = masukan.nextDouble();
if(hrgBeli[i] < hrgJual[i])
{
Laba[j] = hrgJual[i] - hrgBeli[i];
JLaba +=Laba[j];
j++;
}
else
{
Rugi[k] = hrgBeli[i] - hrgJual[i];
JRugi +=Rugi[k];
k++;
}


}
double Keuntungan = JLaba - JRugi;
System.out.println("jumlah Keuntungan =Rp." + Keuntungan);
}

}

Senin, 04 Januari 2010

Legenda Lawang Sewu

Setelah kemarin cerita tentang legenda negeri orang, sekarang kita cerita tentang legenda dari negeri sendiri. Ok!

Lawang Sewu

Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945) di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Saat ini bangunan yang berusia 181 tahun tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, di antaranya Semarang Expo dan Tourism Expo.Pernah ada juga wacana yang ingin mengubahnya menjadi hotel. Pada tahun 2007, bangunan ini juga dipakai untuk film dengan judul yang sama dengan bangunannya.



Gbr gedung lawang sewu Pictures, Images and Photos